Pernah nggak kamu merasa bahwa segala sesuatu yang jatuh menimpamu adalah mimpi terburuk yang hadir di siang bolong? Mengacaukan segala rencana? Mengobrak-abrik segala macam ekspektasi yang telah rapi tergambar? Tapi rupanya, ada sedikit celah kosong yang kamu lupa untuk isi, atau, memang sengaja kamu lupakan?
Pernah juga nggak kamu merasa sedang diatas angin? Langkahmu ringan seringan kapas? Cita dan ambisimu segalanya terpenuhi, hingga memenuhi ruang hampa yang ada di hatimu, padahal sesungguhnya itu bukan lagi milikmu?
Aku yakin, kamu pernah merasakannya. Nggak usah ditutup-tutupin, deh. Karena, aku pun juga begitu, Kawan.
Gambaran yang pertama bisa di kategorikan dengan nama UJIAN. Bentuknya beragam, rasanya pun nano-nano. Terus, kalau sudah dihadapkan dengan yang namanya UJIAN ini, otomatis kita menghindar, menjauh, nggak mau deket-deket. Karena kalau sudah kena pasti bakal panik, sedih, takut, nggak terima, dan merasa bersalah.
Dan yang kedua adalah NIKMAT. Yang namanya nikmat ya yang enak-enak ajalah pokoknya, seneng-seneng, hura-hura, gaada beban, dan semua manusia pasti pengen banget dapet nikmat, kalo bisa sih dapet terus sampe tua. Ya nggak?
Ujian sama nikmat kelihatannya beda banget kan? Ibarat langit dan bumi, putih dan hitam, saling nggak make sense, nggak bakal nyatu. Pokoknya ujian itu nggak enak, nikmat itu enak. Titik. Ga pake tapi, wkwkwk.
Coba, deh, pikir-pikir lagi. Misal ya, kamu lagi kena musibah, ada yang mencuri hp kamu di jalan, pasti kamu langsung mikir Allah ngasih ujian berat banget ke kamu, padahal tu hp isinya macem-macem, banyak kontak orang penting, grup-grup temen hangout, belum bikin konten tikt*k sama si doi, belum nyortir video belanja semua isi supermarket buat masuk editing, lah lah, bentar dulu,
Bentar dulu.
Kayaknya, dicurinya hp kamu adalah nikmat terbaik yang pernah kamu dapetin deh. Bukan, itu bukan ujian. Justru jadi ujian buat kamu kalo hp kesayanganmu itu masih ada. Kegiatan nggak berfaedah yang kamu lakukan, yang biangnya dosa, dan banjir like dari setan, itu ujian paling berat buat kamu, tau.
Bersyukurlah sama Allah lewat perantara tangan si pencuri, hp kesayanganmu lenyap seketika. Kamu bisa jadi re-thinking why untuk dirimu sendiri. Bisa jadi juga itu membuatmu untuk alih haluan kesalahan dari kegiatanmu yang aneh-aneh, yang nggak sesuai dengan kegiatannya seorang muslim.
Trus coba pikir lagi, wiih kamu habis kejatuhan rejeki nomplok, nikmatnya dapet milyaran rupiah setelah kerja keras ikut kompetisi model berpakaian dengan bahan kain yang super duper minim. Jadi model bintang lima, fotomu terpampang di majalah-majalah model fashion show terkenal, bahkan sampe ke barat sana, keren lhoo, kereen sih, tapi kok,
Kayaknya itu ujian paling berat buat kamu deh. Hei, itu bukan sebuah kenikmatan, melainkan sebuah kebobrokan dirimu sebagai muslimah. Jangan mau, kawan, jadi budak barat sana. Mempertontonkan dirimu yang seharusnya tertutup rapat dengan balutan banyak kain, bukan dengan kurang kain. Hei, gimana kalo Allah murka karena kamu hampir telanjang di tempat umum, membuat fitnah, menambah dosa. Cepet, pake lagi pakaian yang seharusnya buatmu.
Alangkah lebih baik kalo kamu nggak jadi apa-apa dan dapat rezeki yang udah Allah halalkan buatmu, dan cukup jadi muslimah yang taat pada perintah dan larangan-Nya. Sekalipun kamu benar-benar kesulitan finansial, itulah nikmat yang sesungguhnya buatmu, kawan.
Jadi, gimana? Ujian dan nikmat kayaknya nggak melulu berlawanan, bukan?
Dibalik setiap ujian buat kita, pasti ada kenikmatan kecil yang sering luput dari pandangan, begitu juga sebaliknya, dibalik setiap nikmat buat kita, pasti ada ujian kecil yang juga sering luput dari pandangan. Dan seringnya, justru yang kecil-kecil itu datangnya dari Allah, buat hambanya yang bener-bener paham a right way or wrong way dari sumber yang jelas, yaitu Al-Qur'an dan Sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Berprasangka baiklah kepada Allah, bahwa sekalipun ujian, hanyalah tentang seberapa besar derajatmu diangkat oleh Allah, dan tentang seberapa besar dosa milikmu diampuni oleh Allah 'azza wa jalla.
Begitu juga sebaliknya dengan segala kenikmatan yang kamu peroleh, hanyalah tentang seberapa besar derajatmu di sisi Allah justru terjun payung, dan dosa milikmu ikut melimpah bersama hak-hak Allah yang kamu sepelekan. Na'udzubillah min dzalik.
So, gampangnya gini, Kawanku,
Kalo dapet ujian, SABAR AJA. Kalo dapet nikmat, BERSYUKUR AJA. Ga lebih, ga kurang.
Simpel.
-Sal
Komentar
Posting Komentar