sumber : wikipedia
Pernah ke Pekalongan? Apa sih yang kamu tahu dari Pekalongan?
Batik!
Ya, anda benar. Eit's, tapi nggak cuma batik aja lhooo. Makanannya? Tempat wisatanya? Pantai utaranya? Nah lho, ternyata masih banyak yang belum dicicipin hehehe.
Eh, Sal, banyak tahu juga kau.
Ya iyalah, secara saya dari sana, Cok. Walaupun cuma numpang lahir sama lebaran wkwkwk. Tapi Pekalongan termasuk jejak yang ditinggalkan oleh leluhur ku. Nah, kalian merasa 'aneh' nggak sih dengan kata Pekalongan? Apa sih artinya?
Ada banyak versi sebenarnya, tapi menurut cerita yang beredar di kalangan masyarakat, asal usul nama Pekalongan diambil dari kisah Jaka Bau, putra dari Kyai Cempaluk yang seorang pahlawan Mataram dari Kesesi. Suatu hari Jaka Bau diperintahkan oleh ayahnya untuk mengabdi pada Sultan Agung raja Mataram. Selain mengabdi, dia juga disurh untuk membawa Putri Ratnasari Kalisasak dari Batang ke istana raja, tapi ya namanya laki ye cepet banget jatuh cinta sama perempuan, apalagi dia seorang Putri.
Nah gara - gara beredarnya kabar Jaka Bau suka sama Putri Ratnasari, dia di hukum Raja untuk mengamankan daerah pesisir yang di bajak oleh Cina. Sambil membebaskan daerah tersebut, Jaka Bau juga bersemedi di rimba Gambiran. Atas perbuatan bersemedinya, namanya berganti menjadi Bau Rekso. Lalu Bau Rekso di perintahkan Sultan Agung untuk menyiapkan pasukan untuk menggempur beberapa kompeni yang ada di Batavia. Namun, serangan itu mengalami kegagalan, lalu Bau Rekso kembali ke rimba Gambiran untuk bertapa "ngalong" artinya bergelantungan seperti kelelawar. dari situlah selanjutnya jadi nama Pekalongan.
Mm, percaya nggak percaya sih ya namanya juga cerita orang - orang dulu. Tapi menariknya dulu pas masih kecil aku juga mikir kayaknya sih diambil dari kata 'kalong' atau kelelawar, karena dari dulu emang banyak kelelawar lewat, mau siang atau malam hari, yang habitat aslinya seharusnya di langit gua, atau pucuk pohon besar. Atau mungkin dulu Pekalongan itu bekas hutan rimba yang sekarang udah nggak tahu kemana hutannya, jadi kelelawar itu tetap bersarang di rumah - rumah penduduk dan berbaur biasa aja sama manusia. Hmm entahlah. itu cuma dugaanku aja.
Di sisi lain, kalau aku ambil keypoint Pekalongan, adalah identik dengan banyak bapak - bapak bersarung, entah itu lagi naik onthel, motor, ke pasar, ke sekolah, bahkan ke mall sambil nyelipin puntung rokok di jari - jari. Terus banyak batik, itu jelas, karena disini pusatnya batik. Bahkan Mbah Putri atau aku dulu manggilnya "Mbahji" juga buat batik sendiri. Nge-roll kain putih panjang, ngiketin kain, celup - celup ke pewarna, gambar dan nulis pake canting sambil ditiup - tiup, direndam air panas, cuci, jemur, potong - potong, jual deh. Yang membuat jengkel Mbahji adalah anak cucunya nggak ada yang nerusin bakat mbatiknya, cuma bisa dodolan atau dagang aja hehe. Karena kami tahu itu nggak gampang dan melelahkan. Butuh seni tingkat tinggi dan tentunya kemauan yang tinggi juga.
Kalau soal makanan, nah aku tahu banget. Mau apa? Buat sarapan ada Sego Megono, porsinya kayak nasi kucing dikasih campuran kelapa parut dan nangka, bihun, sama kuah santan (diambil dari kuah lontong opor) plus tempe goreng tepung (bukan mendoan ya). Rasanya? wueenakk puooll, dan pas mantap buat sarapan karena porsinya yang sedikit. Ditambah teh manis anget udah paket lengkap deh.
Buat siang, ada Taoto atau Soto Tauco, isinya potongan daging kerbau, taoge, daun bawang, bawang goreng dan kuah soto yang dicampur tauco, jangan lupa sambel sama kerupuk usek atau kerupuk pasir, ah sedap mantap pokoknya. Tapi yang ini tergantung selera sih karena ternyata banyak juga yang nggak doyan sama tauco hehe. Yang nggak doyan, ada alternatif lain namanya Garang Asem Ayam, wah yang ini nggak kalah enak juga. Isinya pastinya ayam berkuah dengan sedikit santan, bumbu - bumbu, cabe rawit ijo dan tomat ijo/belimbing wuluh. Terus masaknya dibungkus pake daun pisang dan dikukus. Kebayang kan gimana wanginya yang bikin perut meraung kelaparan wkwkk apalagi pas makan, ah nikmatnya.
Terus buat malam, ada Mie Godog atau mie rebus sih sebenarnya haha, tapi bedanya ini di masak di atas kuali tanah liat dan pake arang, terus bumbunya buat sendiri, bahkan ada yang mie nya juga buat sendiri. Enak deh buat malam - malam pengen yang anget dan berkuah. Gimana, lengkap kan rekomend Sal?
Eh sebentar, ada dua tempat makan yang bertahun - tahun aku nggak pernah nyesel makan disitu, walaupun tempatnya sangatlah sederhana. Yang pertama, namanya Warung Makan "Barokah" Wiradesa, nah disini cobain sate sama sop kambing nya. Udah pokoknya cobain sendiri dua itu, aku nggak mau spoiler. Terus yang kedua, namanya Bakso Balungan Pak H.Lai, jelas ini jualan bakso tapii ini the one and only bakso terenak yang pernah Sal makan. Tertarik? Coba aja sendiri hehe. Nah, keduanya bisa di search sendiri di maps yaa.
Jujur kalau masalah travelling aku kurang tahu banyak, nih. Tapi aku sih rekomendasikan ke Pantai Widuri di Pantura, atau ke alun - alun dekat Masjid Kauman di Kota, atau ke daerah Karanganyar, Kajen buat lihat pemandangan bukit atau gunung sambil makan durian, kata adikku sih gitu. Paling jauh dan bersinggungan sama Pekalongan adalah pemandian air panas Guci, di Pemalang. Sejauh ini baru tahu sedikit karena selama ini aku kesana cuma lebaran atau main ke rumah sodara aja, Gengs.
Ohya, ngomong - ngomong soal batik kalian jangan lupa mampir ke Pasar Grosir Batik Sentono, wah itu pasar ter - legend sejak aku kecil sampe sekarang masih jadi pusatnya kulakan batik di Pekalongan. Mau cari batik apa aja ada, tulis, cap, printing, kainnya doang, sampel kain, sampe mukena, sprei, gorden, ah ada semua deh. Dan harga nya cukup miring karena memang untuk dijual lagi nantinya. Tapi kalau mau beli satuan juga boleh. Jadi jangan lupa di beli batik khas Pekalongannya ya, Gengs. Yang asli buatan tangan orang negeri sendiri, hehehe.
Terakhir, buat oleh - oleh pertanda dirimu habis melancong dari Pekalongan, kripik tahu sama bumbu gule istimewa N.H, bolehlah di masukkan ke list oleh - oleh khas sini nanti. Itu aja, sih.
Sekian kilasan ku tentang Pekalongan. Mudah - mudahan kalian para pembaca mengambil rekomendasi hasil napak tilas masa kecilku di Pekalongan ya. And, see u there👋🏻
Manusia yang numpang lahir dan lebaran di Pekalongan,
Sal.
Komentar
Posting Komentar